WahanaNews-Borneo | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gerak cepat menentukan langkah untuk keselamatan masyarakat.
Saat ini, BMKG tengah memulai proses instalasi 17 instrumen pendeteksi gempa bumi atau seismograf di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga:
22 Tsunami Gate dan 20 Akselerograf Siap Deteksi Bahaya Megathrust di Banten
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kecepatan dan keakuratan informasi serta peringatan dini tsunami.
"Pembangunan shelter dan jaringan seismograf ini diperlukan untuk merapatkan jaringan guna meningkatkan performa kecepatan dan keakuratan informasi dan peringatan dini tsunami di BMKG," katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (19/12).
Penambahan 17 seismograf itu ditandai dengan peresmian pemasangan sensor seismograf dengan kode SYJI di Kecamatan Candi Abang, Yogyakarta pada Sabtu kemarin (18/12).
Baca Juga:
Mitigasi Megathrust: BMKG Apresiasi Daerah yang Siap, Tapi Tantangan Tetap Ada
Dengan tambahan 17 sensor tersebut, sambung Dwikorita, total ada 428 sensor yang terpasang dari yang sebelumnya hanya 411 sensor dalam Jaringan Sistem Monitoring Gempa Bumi.
Dia menjelaskan bahwa penentuan jumlah dan lokasi penempatan sensor dilakukan berdasarkan historis sumber-sumber gempa bumi yang telah terjadi. yaitu pertemuan antar lempeng tektonik seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Filipina, serta sesar/patahan aktif yang telah teridentifikasi.
Hal tersebut telah dievaluasi dan diperhitungkan oleh BMKG bersama Tim Ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di bawah koordinasi Prof. Nanang Puspito.