Produksi batu bara China pada kuartal pertama 2022 naik 11,7% secara yoy. Maka, harga batu bara domestik menjadi relatif stabil meski harga patokan batu bara seaborne berfluktuasi cukup tajam.
Dari sisi suplai, produksi batu bara di Indonesia direncakanan mencapai 637 juta ton sampai 664 juta ton atau tumbuh 4%-8% dari tahun lalu.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Menurut CLSA, konsumsi pasar dalam negeri berpotensi meningkat seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi disertai mulai beroperasinya beberapa proyek pembangkit listrik tenaga batu bara.
Dengan permintaan dari China yang lebih moderat, tambahan output dari Indonesia akan mendorong lebih banyak keseimbangan dari sisi suplai dibandingkan tahun lalu.
Di sektor batubara, CLSA Sekuritas menjadikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai pilihan utama atau top picks.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
ADRO dinilai atraktif mengingat diversifikasi bisnis yang dilakukan di segmen non batubara, yang akan berdampak baik bagi ADRO pasca siklus reli batu bara usai.
CLSA Sekuritas meningkatkan rating saham ADRO dari semula outperform menjadi beli (buy). CLSA Sekuritas juga menaikkan target harga ADRO dari Rp 2.480 menjadi Rp 3.790.
Sementara itu, CLSA memangkas rating PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dari semula outperform menjadi underperform, dengan target harga Rp 3.500.