"Infeksi dapat berkembang setelah terpapar kulit yang rusak, selaput lendir, tetesan pernapasan, cairan tubuh yang terinfeksi atau bahkan kontak dengan linen yang terkontaminasi," kata Neil Mabbott, ketua pribadi di imunopatologi di sekolah kedokteran hewan Universitas Edinburgh di Skotlandia.
"Bila lesi telah sembuh, koreng (yang mungkin membawa virus menular) dapat ditumpahkan sebagai debu, yang dapat dihirup," kata dokter Michael Skinner, yang berada di fakultas kedokteran di departemen penyakit menular di Imperial College London.
Baca Juga:
Berikut Tips Pencegahan Cacar Monyet Agar Tidak Tertular
Penularan antar orang terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang besar, seperti kontak tatap muka yang lama, kata CDC.
"Cacar monyet bisa menjadi infeksi serius, dengan tingkat kematian dari jenis virus cacar monyet ini sekitar 1 persen pada wabah lainnya," kata Michael Head, rekan peneliti senior di kesehatan global di University of Southampton di Inggris.
"Ini sering terjadi di lingkungan berpenghasilan rendah dengan akses terbatas ke perawatan kesehatan," tambahnya.
Baca Juga:
Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat Bertambah Jadi 10 Orang
Namun, di negara maju akan sangat tidak biasa melihat lebih dari segelintir kasus dalam wabah apa pun, dan kami tidak akan melihat tingkat penularan seperti Covid-19, kata Head dalam sebuah pernyataan.
Disinfektan rumah tangga biasa dapat membunuh virus cacar monyet, menurut CDC.
Sementara itu, menurt AP News, ada kemungkinan cacar monyet menyebar melalui hubungan seks.