" Kita harus terus mengenang, bahwa 76 tahun lalu dengan segala keterbatasan, mereka (pahlawan) berjuang untuk Indonesia dengan mengorbankan jiwa raga,” ujar orang nomor satu di Kutai Kartanegara ini.
Edi berharap peristiwa bersejarah ini bisa memotivasi generasi saat ini untuk turut mewarisi semangat perjuangan dari para pendahulu yang telah gugur berjuang. Mengingat, banyaknya pejuang yang berkorban dalam mempertahankan keberadaan Sangasanga.
Baca Juga:
Pjs Bupati Fakfak Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-79
“Momentum ini harus menjadi semangat bagi generasi muda saat ini, harus mengingat perjuangan ini,” imbuhnya
Kilas balik sejarah Peristiwa berupa Perlawanan rakyat Sangasanga 76 tahun yang lalu membuktikan bahwa mereka tidak rela dijajah oleh negara Belanda.
Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga berawal ketika tentara Belanda (NICA) pada tahun 1945 menguasai Sangasanga yang kaya akan sumber minyak.
Baca Juga:
42 Ucapan Berkesan dan Penuh Semangat untuk Hari Kebangkitan Nasional 2024
Berdasarkan catatan yang dimiliki markas ranting LVRI Sangasanga, hal itu membuat rakyat Sangasanga bersikeras mengusir Belanda dengan melakukan perlawanan tiada henti.
Pejuang Sangasanga pun mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada di tahun 1947.
Di tengah keramaian itu, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada pukul 03.00 wita dini hari 26 Januari 1947. Perjuangan pun berhasil. Sehingga pada pukul 09.00 wita kota Sangasanga berhasil dikuasai pejuang, ditandai dengan diturunkannya bendera Belanda di Sangasanga Muara oleh La Hasan. Peristiwa bersejarah ini akhirnya diperingati pada tanggal 27 Januari setiap tahunnya.