WahanaNews-Kaltim | Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta sejumlah menteri dan gubernur akan camping di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim), selama tiga hari, mulai Minggu (13/3) hingga Selasa (15/3/2022).
Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Irwan, mengapresiasi rencana presiden untuk melaksanakan camping bersama pejabat-pejabat tinggi negara.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Namun, ia mengingatkan rombongan Presiden Jokowi untuk tetap siaga dan waspada terkait keamanan di hutan. Sebab pohon yang ditanam di sekitar lokasi camping itu merupakan tanaman industri.
“Tentu kita mengapresiasi rencana pak Jokowi untuk camping, bermalam di IKN, dengan membawa pejabat-pejabat tinggi negara juga dan gubernur. Itu sebenarnya simbol yang baik bahwa Beliau serius walaupun dengan kondisi keuangan negara, timeline ini sangat-sangat mengkhawatirkan untuk terjadi mangkrak, kemudian utang penggunaan APBN 100%,” kata Irwan saat dihubungi, Minggu (13/3/2022).
“Tetapi di luar masalah itu, perlu juga mengingatkan rombongan presiden untuk tetap waspada dan siaga, terutama terkait pengamanan camping. Karena camping di hutan tanaman industri berbeda dengan camping di hutan alam,” sambungnya.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Doktor Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarwan ini menjelaskan, jenis tanaman yang ditanam di titik nol itu jenis Eukaliptus, yang bukan tanaman endemik Kaltim melainkan dari Australia. Berbeda dengan jenis tanaman endemik yang ada di Kaltim, seperti Ulin, Meranti, Kapur, dan Tesak. Apalagi cara menanamnya bukan disemai dari bibit dan usianya baru beberapa tahun.
“Di beberapa kasus juga banyak adek-adek kita yang pecinta alam, karena tidak memahami karakteristik wilayah campingnya meninggal dunia kerobohan pohon, dan lain-lain,” terangnya.
Oleh karena itu, menurut Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim ini, masalah keamanan ini harus menjadi pertimbangan rombongan presiden, karena mereka camping di hutan tanaman industri. Dia mengingatkan bahwa pohon ini ditanam bukan dari bibit dan usianya masih pendek, jadi tentu berbeda perlakuannya.
Anggota Komisi V DPR ini menjelaskan, dalam proses pertumbuhannya, tanaman Eukaliptus ini sering mematahkan dahan, dan kondisi ini berbahaya.
Bukan hanya untuk orang yang memanjatnya, tapi orang yang berdiri di bawahnya. Sehingga, penting adanya informasi dan pengetahuan mengenai tanaman yang ada di area camping. Dan lagi, tanaman ini mudah terbakar dan meledak.
“Tanaman ini, mengandung zat mudah terbakar dan meledak, Eukaliptus itu tanaman aromaterapi. Kesalahan camping ini berbahaya bagi kepala negara sehingga harus diperhatikan,” sarannya.
Terlebih, kata Irwan, tidak semua yang hadir memahami karakteristik hutan, karakteristik tumbuhan, pohon-pohon, dan juga bagaimana perlakuannya.
Biasanya, kalau orang yang camping itu fokus pada kegiatan, sehingga lupa bahwa pohon-pohon yang berupa hutan tanaman industri ini berbeda dengan hutan alam biasanya.
“Sehingga pengamanannya ini, kita enggak tahu tiba-tiba ada angin ribut dan sangat berbahaya untuk rombongan. Saya pikir, tidak ada salahnya mengingatkan karena kita ingin acara camping ini berjalan sukses, aman, lancar dan tujuannya tercapai,” tutur pria yang akrab disapa Irwan Fecho ini. [Ss]