Kaltim.WahanaNews.co, Samarinda - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) memperkirakan ketidakpastian ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2023.
"Perekonomian Kaltim masih ditopang ekspor ke sejumlah negara di Asia, Eropa, dan lainnya, sehingga ketika ada gejolak di pasar global, maka pertumbuhan ekonomi di Kaltim juga terpengaruh," kata Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Kaltim, Jumat (17/11/23).
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Sejumlah komoditas yang diekspor Kaltim ke berbagai negara antara lain bahan bakar mineral yang di dalamnya termasuk batu bara, lemak dan minyak hewani atau nabati, bahan kimia anorganik, pupuk, kayu dan bahan dari kayu, serta berbagai produk kimia.
Namun demikian, di tengah tekanan ketidakpastian global tersebut ia meyakini pertumbuhan ekonomi Kaltim masih tumbuh positif, meskipun tidak setinggi saat keadaan normal atau tidak terjadi gejolak geopolitik.
Ia memprakirakan ekonomi Kaltim hingga akhir 2023 masih tumbuh di kisaran 5,8-6,6 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang 4,5-5,3 persen.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
"Meskipun pasar ekspor terguncang, namun ekonomi Kaltim akan tetap tumbuh baik karena didukung oleh berbagai hal, terutama banyaknya proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang dilakukan pembayaran hingga triliunan rupiah di triwulan IV ini," kata Budi.
Pemicu lain yang turut mendukung ekonomi Kaltim 2023 antara lain sejumlah proyek pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, kemudian Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, yang merupakan proyek besar PT Pertamina (Persero).
Sedangkan, berdasarkan data BPS Kaltim, lanjutnya, ekonomi Kaltim triwulan III 2023 terhadap triwulan III 2022 mengalami pertumbuhan 5,29 persen.