Tidak Semua Bulat Sempurna
Meskipun proses pembentukan planet-planet di dalam sistem tata surya serupa, beberapa memiliki bentuk yang lebih bulat layaknya kelereng, seperti Merkurius dan Venus. Di samping itu, Saturnus dan Jupiter memiliki bagian khatulistiwa yang sedikit lebih menonjol dibanding planet lain.
Baca Juga:
NASA Temukan Planet Mirip Bumi, Bisakah Dihuni Manusia?
Hal itu disebabkan oleh perputaran kedua planet tersebut di porosnya masing-masing. Saat sebuah benda melakukan rotasi, baik planet, roda, DVD, maupun kipas angin, sisi terluarnya harus bergerak lebih cepat karena jarak tempuh yang lebih jauh untuk menjaga keseimbangan.
Karena gravitasi memberikan gaya tarik untuk menjaga keduanya tetap utuh, walaupun ukuran Saturnus dan Jupiter yang sangat besar sekaligus cepat dalam berotasi, maka bagian tengah terluar mereka pun akan menggembung. Bagian itu sendiri disebut sebagai tonjolan khatulistiwa (equatorial bulge).
Saturnus menjadi planet dengan tonjolan terbesar di sistem tata surya dengan persentase ketebalan 10,7%, disusul Jupiter pada angka 6,9%. Hal ini juga menyebabkan perbandingan panjang diameter yang diukur dari kedua kutub dengan garis khatulistiwa menjadi berbeda cukup jauh.
Baca Juga:
Fenomena Langka, 6 Planet Bakal Berbaris di Angkasa Awal Juni 2024
Untungnya, Bumi memiliki ukuran yang cenderung kecil, dan berputar tidak lebih cepat dari dua gumpalan gas raksasa tersebut. Walaupun Bumi tidak bisa dikatakan bulat sempurna, namun tingkat tonjolan yang dimilikinya hanya 0,3%, paling rendah dibanding planet-planet lain di tata surya.
Di tempat kedua, muncul nama Mars dengan tingkat ketebalan di bagian tengah sebesar 0,6%, lalu menyusul Neptunus serta Uranus yang masing-masing mencatatkan persentase 1,7% dan 2,3%. [JP]