WahanaNews-Borneo | Ukraina meminta gencatan senjata dan jaminan keamanan selama perundingan perdamaian dengan Rusia yang berlangsung di Turki sejak Selasa (28/3/2022).
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, menegaskan negaranya tidak akan menjadikan integritas bangsa, tanah, dan kedaulatan sebagai nilai tawar dalam perundingan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Masalah bangsa dan kedaulatan Ukraina, katanya, tidak bisa diganggu gugat
Kuleba menuturkan hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Volodymyr Zelensky.
Dilansir dari Anadolu Agency, Kuleba menegaskan dalam perundingan nanti, Ukraina akan menuntut penyelesaian masalah dari hal minimal seperti bantuan kemanusiaan hingga permintaan paling tinggi yakni soal gencatan senjata.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Soal jaminan keamanan, lanjut dia, akan mengikuti referendum Ukraina.
Meski begitu, Kuleba menuturkan wacana soal referendum tak akan dibahas dalam negosiasi dengan Rusia di Turki.
Ia mengatakan, isu tersebut adalah masalah internal Ukraina.
Delegasi dari Rusia dan Ukraina kembali menggelar negosiasi dalam untuk menghentikan peperangan usai sebulan invasi.
Pertemuan itu akan berlangsung selama dua hari di Kantor Kepresidenan Turki Dolmabahce dimulai pukul 10.30 waktu setempat. Negosiasi tersebut tertutup bagi media.
Pada Senin (28/3), pesawat pribadi yang membawa delegasi Rusia mendarat di Bandara Istanbul, Ataturk, sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Sementara itu, perwakilan Ukraina diperkirakan tiba Selasa (29/3/2022) sore ini.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi pada 24 Februari lalu.
Sejak saat itu ledakan dan pertempuran terus terjadi di berbagai kota. Korban tewas pun terus berjatuhan.
Menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) korban tewas sejak invasi mencapai setidaknya 1.119 warga, dan 1,790 terluka.
Rusia dan Ukraina sudah berulang kali menggelar negosiasi.
Namun pertemuan tersebut tak menuai hasil yang signifikan. Beberapa negosiasi menghasilkan jalur koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil.
Namun demikian, tentara Rusia disebut masih menembaki mereka. [Ss/rin]