WahanaNews-Borneo | Roket Long March 5B seberat 22 ton milik China kembali memasuki atmosfer bumi setelah "mengantarkan" muatannya ke orbit, dan jatuh di Samudra Hindia, tepatnya di dekat Sarawak, Pulau Kalimantan.
Masuknya roket ini ke atmosfer Bumi sudah dikonfirmasi oleh US Space Command, namun saat itu mereka belum bisa memastikan lokasi tepat jatuhnya serpihan roket tersebut, yang memang tidak bisa dikontrol pergerakannya itu. Manned Space Agency milik China menyebut serpihan roketnya akan jatuh di lokasi yang sama, dan kemungkinan besar sudah terbakar habis.
Baca Juga:
Balas Kematian Komandannya, Hizbullah Kirim 250 Roket ke Israel
Namun, ada seorang warga Malaysia bernama Nazri Sulaiman, lewat akun @nazriacai, merekam objek di langit yang diperkirakan merupakan Long March 5B dari Kuching, Sarawak Malaysia.
Rekaman video ini kemudian dikomentari oleh Jonathan McDowell, astrophysicist dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menyebut serpihan roket itu bisa saja jatuh di Sibu, Bintulu, ataupun Brunei, tiga kota yang berlokasi di Kalimanan bagian Utara, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (31/7/2022).
Diberitakan sebelumnya, roket Long March 5G kembali ke bumi setelah diluncurkan ke orbit untuk mengantarkan modul kedua stasiun luar angkasa Tiangong pada 24 Juli lalu.
Baca Juga:
Peluncuran Kedua, Roket Starship Milik SpaceX Meledak Lagi
Roket tersebut kemungkinan akan melayang di orbit selama sekitar satu minggu, menurut laporan Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) di bawah Aerospace Corporation.
Mereka menganalisa data yang dikumpulkan oleh sistem Space Surveillance Network milik Space Force dan memprediksi roket itu akan memasuki atmosfer Bumi pada 31 Juli 2022 sekitar pukul 12.30 WIB dengan selisih waktu sekitar 22 jam.
Ini bukan pertama kalinya roket Long March 5B masuk ke orbit setelah diluncurkan dan jatuh ke Bumi secara tidak terkendali. Dua tahun lalu, serpihan roket Long March 5B jatuh di pesisir barat Afrika, tepatnya di Pantai Gading.