WahanaNews-Borneo| Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi) berulang tahun ke-61 hari ini, Senin (21/6/2022).
Hari ulang tahun ini pernah Jokowi sampaikan melalui akun resmi Instagramnya, @jokowi.
Baca Juga:
Kejutan di Pilgub Jakarta 2024, Politikus PDIP Effendi Simbolon Dukung All Out Ridwan Kamil
"Seperti tahun-tahun yang silam, saya tak terbiasa merayakan hari ulang tahun sendiri," tulis keterangan pada postingan 21 Juni 2021 lalu.
Asal Mula Nama Jokowi
Baca Juga:
Jokowi Hadiri Kampanye RK-Suswono di Jakarta: Saya Ridwan Kamil!
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang kini lebih sering dipanggil dengan nama 'Jokowi', ternyata bukanlah nama panggilannya sejak ia kecil.
Panggilan 'Jokowi' dibuat oleh teman sekaligus mitra usaha Jokowi yang berasal dari Prancis,
Hal tersebut dijelaskan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Presiden Joko Widodo, Jumat (8/11/2019).
Bernard Chene menceritakan awal mula ia membuat panggilan 'Jokowi'.
Panggilan yang kini digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia bermula karena budaya warga Prancis yang terbiasa mempunyai nama panggilan singkat.
Bernard Chene merasa nama 'Joko Widodo' terlalu panjang untuknya.
Sehingga Bernard Chene bertanya apakah diperbolehkan memanggil dengan nama 'Jokowi'.
Hingga kini, panggilan 'Jokowi' memang melekat pada diri presiden Indonesia itu.
Bernard Chene mengatakan ikut senang jika panggilan yang dibuatnya digunakan oleh banyak orang.
"Nama ini awalnya hanya di antara saya dan dia," jelas Bernard Chene.
"Sekarang, semua orang memanggilnya dengan nama itu. Bagus, tidak apa-apa."
Profil Joko Widodo
Jokowi lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomihardjo pada 21 Juni 1961 di Surakarta.
Jokowi mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Solo.
Lalu ia melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Lulus kuliah, Jokowi bekerja di salah satu BUMN.
Namun ia memilih keluar dan menjadi pengusaha mebel.
Jokowi Menjadi Wali Kota Solo
Jokowi pertama kali terjun ke dunia politik sebagai Wali Kota Solo pada Pilkada 2005.
Saat itu ia diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia menang dalam Pilkada Wali Kota Surakarta dan mulai melakukan berbagai pembenahan.
Peremajaan Ngarsopuro dan Jalan Slamet Riyadi menjadi salah satu fokusnya.
Jokowi kembali berhasil memenangi kontestasi Pilkada Solo kedua kalinya pada 2010.
Jokowi Menjadi Gubernur Jakarta
Belum usai masa kepemimpinannya di Solo, Jokowi memutuskan untuk mengikuti perhelatan politik yang lebih besar.
Jokowi maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakilnya di Pilkada DKI Jakarta pada 2012.
Keduanya diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Jokowi-Ahok menang dalam pilkada dengan menyingkirkan empat pasangan calon lainnya.
Jokowi Menjadi Presiden
Tak lama menjabat sebagai Gubernur DKI, Jokowi memutuskan maju sebagai calon presiden.
Tepatnya pada 2014, suami Iriana ini diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Partai Hati Nurani Rakyat dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) untuk bertarung pada Pilpres 2014, berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Jokowi resmi menjabat presiden pada 20 Oktober 2014, setelah berhasil memenangi Pilpres 2014 bersama wakilnya, Jusuf Kalla.
Pada Pilpres 2019, Jokowi kembali maju sebagai presiden dan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin.
Dia pun menang dan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. [Ss]