WahanaNews-Borneo | Sardjono, peternak ayam dari Kalasan, Yogyakarta merasakan betul manfaat dari program Electrifying Agriculture PLN.
Pasalnya, berkat pasokan listrik dari PT PLN (Persero) ke kandang peternakan ayamnya, usaha Sardjono kini semakin meningkat.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Operasional kandangnya kian efisien dan lebih ramah lingkungan.
“Sejak panen 3 bulan terakhir ini, saya dapat menikmati hasil kerja keras yang selama ini saya impikan,” ungkap Sardjono.
Pemilik peternakan ayam berjumlah 15 ribu ekor ini mengakui, program Electrifying Agriculture PLN telah membantunya bisa membuat kandang yang tertutup atau closed house dan membawa dampak positif terhadap usaha peternakan ayam yang dikelolanya itu.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dengan sistem closed house, Sardjono dapat meningkatkan kualitas produk dan mengelola usahanya dengan lebih efisien.
“Sebelumnya saya menggunakan kandang yang konvensional. Sekarang ini saya membangun kandang tiga lantai dengan kerangka besi dan tertutup,” terangnya.
Dengan mengelola peternakan ayam closed house, kestabilan suhu menjadi faktor penting untuk menjaga kualitas ternak.
Untuk menjaga suhu kandang, diperlukan peralatan elektronik, seperti kipas blower dan penghangat atau heater.
"Pada sistem kandang closed farm, listrik memegang peranan penting untuk mengoperasikan blower dan heater. yang digunakan mengatur sirkulasi udara dan suhu kandang. Dengan suhu dalam closed house yang lebih terkendali ini, pertumbuhan ayam bisa lebih optimal, sehingga produktivitas meningkat," ujar Sardjono.
Selain itu dibandingkan cara konvensional, kandang ayam modern ini lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan bau, sehingga lebih nyaman bagi masyarakat sekitar.
Adanya pasokan listrik dari PLN ini juga dapat membantu para peternak lebih efisien.
Jika menggunakan genset untuk mengoperasikan kipas blower dan penghangat ruangan, dibutuhkan sekitar 3.700 liter solar atau setara sekitar Rp 19 juta per bulannya dengan asumsi harga solar Rp 5.150 per liter.
Sedangkan dengan menggunakan listrik, dalam empat bulan terakhir Sardjono hanya mengeluarkan biaya rata-rata sekitar Rp 3,7 juta untuk operasional peternakan kandang tertutupnya.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Yogyakarta, Ahmad Mustaqir menyatakan kesiapan PLN mendukung para peternak ayam dengan memberikan listrik yang andal melalui program Electrifying Agriculture.
“Program Electrifying Agriculture komitmen kami untuk mendukung para pengusaha di bidang agrikultur, seperti peternakan, pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Program ini juga sebagai upaya PLN dalam mendukung pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional,“ terang Ahmad.
Pada 2022 ini, penambahan jumlah pelanggan Electrifying Agriculture di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 520 pelanggan dengan total daya 841 kiloVolt Ampere (kVA). [Ss]