WahanaNews-Borneo | Tanaman alpukat berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Alpukat berasal dari famili Lauraceae dan genus Persea dengan nama latin Persea Americana.
Alpukat memiliki pohon dengan ketinggian dapat mencapai sekitar 20 meter, daunnya memiliki panjang sekitar 12 cm-25 cm.
Baca Juga:
Studi Terbaru Merekomendasikan Alpukat sebagai Bagian Diet Harian
Buah alpukat bertipe buni dengan biji berukuran 5 cm- 6,4 cm didalamnya, kulit buahnya berwarna hijau tua sampai ungu kecoklatan tergantung varietasnya serta permukaannya tidak rata.
Daging buahnya bertekstur lembut dengan warna kuning muda pada bagian dekat biji dan berwarna hijau muda dibagian dekat kulit buah.
Alpukat memiliki banyak manfaat, manfaat alpukat diantaranya seperti dapat mencegah resiko terkena penyakit stroke, dapat menjaga kesehatan mata, dapat membantu mengobati sakit maag, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan masih banyak lagi yang lainnya.
Baca Juga:
7 Makanan yang Dapat Membantu Redakan Stres
Karena banyak orang yang gemar mengkonsumsi alpukat ini serta banyaknya manfaat dari alpukat, kini banyak orang yang membudidayakan alpukat ini.
Namun bagi anda yang tidak memiliki lahan luas untuk menanam alpukat ini, anda dapat menanam alpukat dalam pot atau tabulampot alpukat, berikut cara selengkapnya:
Persiapan Bibit
Bibit pohon alpukat dapat diperoleh dengan 3 cara yaitu dengan cara cangkok atau stek batang, melalui biji, dan juga okulasi atau sambung pucuk.
Melalui Cangkok
Pilihlah cabang yang subur, tidak memiliki banyak cabang baru, tidak terlalu tua ataupun muda, cabang tersebut merupakan cabang pohon indukan yang memiliki riwayat buah yang baik mulai dari rasanya, ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit dan lain sebagainya.
Setelah cabang cangkok memiliki akar, maka potonglah bagian pangkal cabang sekitar 3 cm dari cangkokan. Jika sudah, selanjutya tanam cabang cangkok tersebut dalam polybag semai dengan terlebih dahulu penutup cangkokan dibuka.
Letakkan bibit alpukat pada tempat yang teduh, lakukan penyiraman secara rutin, serta lakukan perawatan lainnya hingga bibit cangkok memiliki banyak akar dan dapat dipindah tanamkan pada lahan tanam.
Melalui Biji
Apabila anda akan menanam alpukat dari biji, maka anda perlu penyemaian biji terlebih dahulu.
Buah alpukat yang sudah tua dibelah kemudian bijinya diambil, selanjutnya biji dijemur selama sekitar 3 jam setelah itu letakkan pada tempat yang teduh.
Semailah biji benih pada polybag semai, lakukan perawatan pada biji benih hingga tumbuh menjadi bibit dengan ketinggian sekitar 1 meter atau siap dipindah tanamkan pada lahan tanam.
Melalui Sambung Pucuk atau Okulasi
Apabila anda ingin pohon alpukat yang anda semai dari biji dapat cepat berbuah, anda dapat memilih cara sambung pucuk ini. Caranya ambillah tunas pohon alpukat yang telah berbuah sebagai batang atas dan pohon alpukat hasil semai biji menjadi batang bawah.
Tanaman alpukat mampu tumbuh di dataran tinggi maupun di dataran rendah, sehingga tanaman alpukat ini sering dijadikan bahan yang menarik sebagai tabulampot alpukat.
Namun jika menginginkan membuat tabulampot alpukat sebaiknya pada tempat yang bersuhu dingin karena tabulampot memang sangat rentan pada tempat yang bersuhu panas.
Menyiapkan Pot
Siapkan pot untuk wadah media tanam. Pot yang digunakan untuk menanam alpukat ini perlu berukuran besar karena tanaman alpukat akan tumbuh membesar, dan membutuhkan banyak nutrisi untuk pertumbuhan, pot yang digunakan kira-kira berdiameter sekitar 40 cm dengan tinggi sekitar 45 cm.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan pot adalah pastikan bahwa pot tersebut memiliki lubang di dasar pot yang berfungsi mengalirkan sisa air setelah penyiraman agar akar tidak terendam.
Jenis pot bisa terbuat dari tanah liat, logam (drum), plastik, semen atau kayu. Pot dari berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil. Namun kelemahannya bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Wadah tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau alas yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran drainase dan memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah, jika pot yang anda miliki tidak memiliki kaki, gunakan batu-bata atau yang sejenisnya untuk mengganti kaki pot
Menyiapkan Media Tanam
Selanjutnya, isi pot dengan media tanam berupa campuran tanah , arang sekam dan kompos/pupuk kandang, dengan perbandingan 1:1:1. Syarat Media tanam tabulampot yaitu harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Tahap Penanaman Bibit
Siapkan bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan buang kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan bahan-bahan itu hingga merata.
Sebelum memasukkan media tanam pada pot, letakkan pecahan genteng atau potongan-potongan sterofoam pada dasar pot, satu lapis saja. Bisa juga juga ditambahkan satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
Kemudian isi dengan media tanam yang sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
Untuk mengurangi penguapan, pangkas sebagian daun atau batang bibit tanaman.
Buka polybag bibit tanaman, letakkan tepat di tengah-tengah pot, atur peletakan agar tanaman tegak lurus/tidak miring, timbun dengan media tanam yang sama hingga pangkal batang.
Padatkan media tanam di sekitar pangkal batang, pastikan tanaman sudah kuat tertopang, kemudian siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
Simpan tabulampot di tempat yang agak teduh untuk beradaptasi. Siram setiap pagi atau sore hari. Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.
Perawatan
Setelah penanaman dilakukan, lakukan perawatan secara rutin. Lakukan penyiraman dan pemupukan secara teratur setiap harinya, penyiraman dan pemupukan dilakukan harus sesuai dosis yang dianjurkan..
Selain itu, lakukan pula pemangkasan setiap 3 bulan sekali agar tanaman tidak mudah terserang hama dan penyakit, dan jangan lupa semprotkan cairan pestisida secara teratur.
Lakukan pula pergantian pot harus dilakukan setiap 2 tahun sekali, karena tanaman alpukat ini cepat tumbuh membesar sehingga membutuhkan pot yang lebih besar dari sebelumnya. Selain pot, lakukan pula pergantian media tanam yang dapat dilakukan setiap 4-6 tahun sekali, agar nutrisi tanaman tetap terjaga.
Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Tungau merah ( Tetranychus cinnabarinu. Boish )
Gejala : permukaan daun akan tampak berbintik – bintik, terdapat bercak berwarna kecoklatan maupun putih, kemudian daun akan terjadi perubahan warna dan daun juga akan mengalami rontok maupun layu.
Pengendalian : penyemprotan dengan akarasida kelthan MF, dengan bahan aktif dikofdan dengan dosis 06-1 liter / ha.
Ulat kipat ( Cricula trsifenestrata. Helf )
Gejala : daun akan mengalami layu, tidak beraturan, menguning, dan juga akan menjadi abnormal.
Pengendalian : penyemprotan insektisida mengandung bahan aktif monokrotofos, seperti cymbus 50 EC dengan dosis 1-3 cc/ liter.
2. Lalat buah ( Dacus dorsalis. Hend )
Gejala : buah terdapat bintik-bintik, buah berlubang, mengalami perubahan warna dan juga pembusukan.
Pengendalian : penyemprotan insektisida berbahan aktif seperti triozofas dengan dosis 2 cc / liter dan lakukan pemusnahan buah dengan membuangnya.
3. Kumbang busuk cabang ( Xylosandrus morigerus. Bldf )
Gejala : percabangan terdapat sebuah lubang kecil, maupun besar yang menyebabkan percabangan atau ranting mengalami kerusakan busuk atau kering bahkan mati.
Pengendalian : lakukan pemangkasan bagi terserang hama tersebut, dan penyemprotan insektisida berbahan aktif seperti orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8 gram/liter.
Penyakit Tanaman Alpukat
1. Antraknosis
Penyebab : jamur colletrichum gloesporioides.
Gejala : menyerang semua tanaman, kecuali bagian akar. Bagian terserang akan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan bahkan kehitaman, dan daun terserang akan berguguran.
Pengendalian : pemangkasan ranting atau cabang, atau pembuangan buah dan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif seperti velimex 80 WP dengan dosis 2-2.5 gram / liter.
2. Bercak daun
Penyebab : cercospora purpurea
Gejala : terdapat bercak tua di daun terserang, dan terdapat bintik – bintik kelabu dan daun akan menjadi tidak abnormal.
Pengendalian : penyemprotan fungisida masalgin 50 dengan dosis 1-2 gram / liter atau dengan melakukan pengolesan langsung dengan bubuk bordeaux.
3. Busuk akar
Penyebab : Jamur Phytophtora
Gejala : pertumbuhan akan terganggu, tunas muda akan jarang, dan bahkan akan mengakibatkan tanaman mati.
Pengendalian : drainase diperbaiki, lakukan pembongkaran tanaman terserang dan juga menggantikan dengan tanaman yang baru.
4. Busuk buah
Penyebab : Jamur Botryodiplodia theobromae
Gejala : tangkai buah akan membusuk atau kering, buah akan terdapat bercak berwarna kehitaman, dan terdapat benjolan kecil yang menyebabkan buah menjadi busuk.
Pengendalian : pembuangan buah terserang, dan melakukan penyemprotan fungisida berbahan aktif dengan velimek 80 WP dengan dosis 2-2.5 gram / liter.
4. Pemanenan
Alpukat akan mulai berbuah setelah umur 10-15 tahun jika ditanam melalui biji, jika ditanam dengan sistem vegetatif biasanya akan mulai berbuah setelah berumur 5-8 tahun bergantung pada perawatan yang digunakan, biasanya buah dapat mulai dipanen setelah 6-7 bulan setelah bunga mekar.
Demikian ulasan mengenai cara menanam alpukat dalam pot agar cepat berbuah, semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. [Ss]