WahanaNews-Borneo | Amerika Serikat (AS) mulai cemas Rusia akan mengerahkan senjata nuklir di negara tetangga; Belarusia. Kekhawatiran itu bisa terjadi lantaran rancangan konstitusi baru Minsk memang membolehkannya.
Kekhawatiran Washington disampaikan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri ketika Amerika dan Rusia berusaha untuk mencapai kesepakatan tentang jaminan keamanan Eropa.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Rancangan perubahan [konstitusi] yang diajukan mungkin menunjukkan rencana Belarusia untuk mengizinkan pasukan konvensional dan nuklir Rusia dikerahkan di wilayahnya," kata pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak disebutkan namanya dalam briefing tertutup, Selasa waktu Washington.
Menurut pejabat tersebut, langkah seperti itu akan menimbulkan tantangan bagi keamanan Eropa dan mungkin memerlukan respons dari Barat.
"Laporan gerakan pasukan Rusia menuju Belarusia, yang gerakan ini diduga berada di bawah naungan latihan militer gabungan yang dijadwalkan secara teratur, memprihatinkan," ujarnya.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Pada hari Senin, pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengumumkan bahwa negaranya dan Rusia akan mengadakan latihan militer bersama di dekat perbatasan timur NATO dan Ukraina pada bulan Februari.
“Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ketika hal ini terjadi, hal itu tentu menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia mungkin berniat untuk mengerahkan pasukan ke Belarusia dengan kedok latihan untuk berpotensi menyerang Ukraina dari utara,” tuding pejabat Departemen Luar Negeri AS.
"Bagi Belarusia yang terlibat dalam serangan seperti itu sama sekali tidak dapat diterima."
Namun, Wakil Ketua Pertama Komite Dewan Federasi untuk hubungan Internasional Moskow; Vladimir Dzhabarov, mengatakan bahwa saat ini tidak ada rencana bagi Rusia untuk mengerahkan senjata nuklirnya ke wilayah Belarusia.
“Lukashenko telah menyarankan bahwa, jika perlu, pasukan nuklir Rusia dikerahkan di wilayah Belarusia. Tapi sejauh yang saya tahu, ini belum melanjutkan pembicaraan sebelumnya, tidak ada negosiasi,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (20/1/2022).
Kekhawatiran dari Washington muncul setelah Belarusia mengumumkan amandemen yang diusulkan untuk undang-undang dasar negara itu bulan lalu.
Sebuah pasal dalam konstitusi saat ini, yang menetapkan bahwa Belarus bertujuan menjadikan wilayahnya sebagai zona bebas nuklir, dan negara netral, tampaknya telah dihapus.
Namun, dalam draf terbaru pasal tersebut telah diganti dengan klausul yang mengesampingkan agresi militer dari wilayahnya terhadap negara lain, membuka spekulasi bahwa Minsk dapat mengizinkan hulu ledak nuklir ditempatkan di negara tersebut.
Pada akhir November, Lukashenko mengatakan Rusia harus mengerahkan hulu ledak nuklir di wilayah Belarusia jika senjata nuklir NATO maju ke timur melalui Eropa. [As]