WahanaNews-Borneo | Dalam pidato yang disiarkan di TV Pemerintah Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin memaparkan pihaknya tidak punya pilihan selain mempertahankan diri dari ancaman Ukraina modern.
Rusia akan merespons jika ada kekuatan eksternal yang mencoba mengganggu dan akan mencoba melakukan demiliterisasi serta menghilangkan pengaruh Nazi di Ukraina.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
"Rusia tidak bisa merasa aman, berkembang, dan eksis dengan ancaman konstan yang berasal dari wilayah Ukraina modern," ucap Putin.
Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia menempatkan 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Dan juga separatis yang didukung Rusia meminta bantuan militer kepada Putin.
Separatis pro Rusia di Ukraina meminta bantuan militer untuk melawan apa yang meraka katakan sebagai agresi Ukraina yang berkembang. Namun, Kiev membantas agresi semacam itu.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
"Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan berada pada hati nurani rezim yang berkuasa di Ukraina," kata Putin kepada TV pemerintah.
"Semua orang harus percaya serangan langsung ke negara kita akan menyebabkan kekalahan dan konsekuensi yang mengerikan bagi setiap agresor potensial," lanjutnya.
Suara ledakan langsung terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina pada Kamis (24/2/2022) setelah Putin mengumumkan operasi militer.
Selain itu, ledakan juga terdengar di beberapa kota di dekat garis depan dan sepanjang pantai Ukraina.
Berikut daftar beberapa kejadian ledakan di wilayah Ukraina:
Ledakan terdengar di Kota Pelabuhan Laut Hitam, Odessa, dan tepat di seberang laut dari Crimea yang diduduki Rusia.
Ledakan terdengar di Kharkiv yang merupakan kota kedua terbesar di Ukraina, yang terletak 35 kilometer selatan perbatasan Rusia
Empat ledakan terdengar di Kramatorsk, yang berfungsi sebagai ibu kota efektif Pemerintah Ukraina untuk zona perang timur
Banyak ledakan terdengar di Mariupol, pelabuhan di Laut Azov yang memiliki jembatan darat antara Rusia dan semenanjung Crimea yang dicaploj Rusia.
Sementara itu, sirene serangan udara juga terdengar berdering di pusat kota Kiev.
Pihak pemerintah Ukraina menyebut bahwa operasi militer yang dilakukan oleh Rusia bertujuan untuk menghancurkan Ukraina.
"Operasi militer ofensif Rusia adalah untuk menghancurkan negara Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam pernyataannya.
"Para pembela kami siap untuk mengusir negara agresor dan akan melakukan segala daya untuk mempertahankan tanah Ukraina," tambahnya seraya menyerukan sekutu Barat Ukraina untuk segera menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. [Ss]