WahanaNews-Kaltim | PLN akan membangun infrastruktur ketenagalistrikan berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Kariangau – GIS 4.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan dengan kapasitas jumbo ini dalam rangka mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pembangunan ini akan dilaksanakan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT).
Bupati Penajam Paser Utara, Hamdam memberikan dukungan berupa penetapan lokasi pembangunan SUTT 150kV Karingau – GIS 4 IKN pada Rabu (12/4).
Kegiatan penandatangan penetapan lokasi yang dilaksanakan di Kantor PLN UIP KLT tersebut juga disaksikan jajaran Pemeritahan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
General Manager PLN UIP KLT, Josua Simanungkalit menjelaskan bahwa penetapan lokasi ini nantinya dipergunakan sebagai izin untuk pengadaan tanah, perubahan penggunaan tanah, dan peralihan hak atas tanah dalam pengadaan tanah bagi pembangunan untuk SUTT 150 kV Kariangau - GIS 4 IKN.
“Penetapan lokasi atau Penlok merupakan kunci awal untuk dapat melakukan pembangunan selanjutnya.
Di mana saat ini tim juga tengah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan musyawarah kepada masyarakat di sekitar jalur tersebut,” tambah Josua.
Dengan telah ditandatanganinya Penlok di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), transmisi yang akan membentang sepanjang 57 kilometer sirkit (kms) dari Kota Balikpapan hingga Kabupaten PPU, progres di lapangan pun akan terus dikebut demi dapat mencapai target operasi pada Mei 2024.
Hamdam menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mendukung penuh setiap langkah PLN dalam rangka penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan untuk menyuplai kebutuhan IKN.
"Segala konsep pembangunan telah dikomunikasikan dengan baik oleh PLN kepada Dinas terkait, yang tentunya juga mendukung konsep pembangunan yang smart, green and beautiful.
Semoga komunikasi dan koordinasi terus berjalan dengan baik untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan kualitas yang andal pada waktu yang telah ditetapkan," tutup Hamdam.
Sebelumnya, perusahaan batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melalui anak usahanya PT Indominco Mandiri (IMM) berencana untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 100 MW.
Rencana pengembangan ini mengingat luasnya hamparan konsesi yang dimiliki perusahaan dan potensi bisnis yang bisa digali lebih jauh lagi.
Untuk pengembangan PLTS setiap 1 MW menelan investasi sekitar US$1 juta.
Saat ini Indominco Mandiri sedang mengupayakan untuk dapat menjualnya ke PT PLN (Persero), maklum saja perusahaan batubara ini baru mengoperasionalkan PLTS sebesar 3 MW di luas lahan 3 hekatare yang penggunaannya juga digunakan untuk operasional perusahaan.
Kami akan berbicara teknis dengan PLN untuk transaksi jual-beli, karena selama ini PLTS baru dipakai untuk kebutuhan IMM sendiri.
Harapannya, PLTS Indominco juga bisa mendukung kebutuhan daya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser, Kalimantan Timur," kata Era Tjahya Saputra, Kepala Teknik Tambang Indominco Mandiri saat ditemui di Bontang, kemarin.
PLTS yang dibangun perusahaan menggunakan sistem ground mounting, yakni panel surya dipasang ke struktur rak yang terhubung ke tanah dengan balok baja atau jenis tiang logam lainnya.
Dudukan tanah dipasang di area terbuka.
Perawatan PLTS yang minim membuat perusahaan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
Bahkan garansi panel surya sendiri berkisar 10 tahun hingga 15 tahun.[ss]