MetroNusantaraNews.co | Warga di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) memiliki cerita legenda bernama Batu Kumila. Menyimpan kisah cinta yang terkutuk.
Kawasan wisata Batu Kumila berada di Desa Lambanan, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa. Jaraknya sekira 10 kilometer dari Kota Mamasa. Akses menuju lokasi dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekira 15 menit.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Mamasa
Batu Kumila merupakan bongkahan batu berwarna kecoklatan, sepanjang tiga meter dengan lebar satu meter. Sepintas, Batu Kumila terlihat seperti manusia yang sedang berbaring. Batu ini ditempatkan dalam bangunan berbentuk rumah adat berukuran sekira 3x5 meter.
"Legenda tentang Batu Kumila adalah legenda yang konon terjadi pada masa lampau, ketika ada dua orang, sepasang laki-laki dan perempuan melakukan perkawinan terlarang, yang sebenarnya tidak direstui orang tua," kata budayawan Mamasa, David, dikutip Minggu (4/9/2022).
"Sudah begitu pasangan kekasih itu dikutuk menjadi batu karena melakukan perkawinan terlarang saat gerhana bulan," dia menambahkan.
Baca Juga:
Rencana Budi Daya Ikan Air Tawar di Pegunungan Sulbar, Meningkatkan Pendapatan Mamasa
Menurut David, legenda Batu Kumila telah ada sejak abad ke-15. Pasangan kekasih dalam legenda tersebut mendapat kutukan karena melanggar adat istiadat.
"Mereka (pasangan kekasih) ngotot melakukan perkawinan itu, tanpa restu orang tua, keluarga hingga melanggar adat istiadat orang Mamasa, sehingga terjadilah kutukan itu," kata dia.
"Diperkirakan ada sejak abad ke-15, abad 15," dia menambahkan.
Meski tidak ada bukti autentik terkait kebenaran legenda Batu Kumila, namun kisahnya memiliki pesan dan makna besar dalam kehidupan.
"Secara logika mungkin agak sulit dipercaya bahwa itu benar-benar terjadi, tapi makna di balik itu adalah sebuah pembelajaran, adalah sebuah nasehat yang patut dicatat generasi muda sekarang, bahwa segala sesuatunya, apalagi perkawinan, di dalam masyarakat adat mamasa sangat dijunjung tinggi, sangat disakralkan, sehingga tidak boleh kita melakukan perkawinan tanpa melalui norma-norma yang ada," pungkas David.
Selain memiliki cerita yang sarat makna, kawasan wisata Batu Kumila menawarkan keindahan panorama alam yang eksotis, lantaran berada di sisi aliran sungai Mamasa.
Di tempat ini, pengunjung dapat merelaksasi diri sembari merasakan kesegaran aliran sungai Mamasa yang jernih dengan suasana khas pedesaan. Keberadaan bebatuan besar di sisi kiri dan kanan sungai, memberi daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin mengabadikan foto-foto yang instagramable.
Meski potensi wisata ini belum dikelola secara maksimal, pemerintah telah membangun fasilitas gazebo dan toilet di sekitar lokasi agar untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung. [JP]