MetroNusantaraNews.id | Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier akan berkunjung ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (17/6) lusa. Untuk itu jam buka Candi Borobudur diubah pada hari tersebut.
"Dalam rangka kunjungan tamu kenegaraan Presiden Jerman ke taman wisata candi borobudur akan ditutup mulai pukul 07.00 WIB sampai jam 12.00 WIB, jadi akan dibuka kembali jam 12.00 WIB. Jadi wisatawan masih bisa berkunjung jam 12.00 WIB sampai 16.30 WIB," kata Wakil Sementara (WS) General Manager Unit Borobudur dan Manohara, Pujo Suwarno, saat ditemui di kantornya, Rabu (13/6/2022).
Baca Juga:
43 Bhikkhu Thudong dari Thailand, Malaysia, Singapore Tiba di Candi Borobudur untuk Rayakan Tri Suci Waisak
Pujo menuturkan, penutupan Candi Borobudur bagi wisatawan ini dilakukan, untuk menghormati kedatangan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier. Nantinya, saat Frank-Walter Steinmeier tiba, Taman Wisata Candi Borobudur steril dari wisatawan.
"Jumlahnya (rombongan) kurang lebih 35 orang, cuman detailnya sedang menunggu list dari Kedubes Jerman yang hari ini," ujarnya.
Menurut Pujo, nantinya rombongan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier akan naik ke Candi Borobudur. Mereka akan naik Borobudur dengan memakai sandal upanat.
Baca Juga:
Suku Mulu Wolomeze Wakili Pemkab Ngada Hadir di Acara Ruwatan Bumi
"Iya (naik), tapi di lalitavistara lantai 3. Rencananya juga begitu (sandal upanat). Simulasi kemarin lewat concourse, tapi ini akan dimatangkan dulu konsepnya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier beserta istrinya, Elke Budenbender, dijadwalkan akan mengunjungi Candi Borobudur, Jumat (17/6). Rombongan Presiden Jerman ini akan melihat proses pembersihan bebatuan dengan minyak asiri.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati saat dimintai konfirmasi rombongan akan diterima di kantornya, kemudian melihat laboratorium dan naik Candi Borobudur. Menurut Wiwit, saat terjadi erupsi Gunung Merapi tahun 2010 atau beberapa tahun kemudian, BKB mendapat bantuan ahli oleh UNESCO dari Jerman.
"Mereka (Jerman) membantu kita mengamati permukaan batu yang kena abu. Selain itu juga ada capacity building juga buat teman-teman termasuk juga memberikan alat untuk melihat kondisi bawah batu," katanya.
"Di bawah itu ada saluran drainase. Itu ada alat di sana yang bisa memonitor saluran drainase itu ada sampah atau ada sesuatu lain yang dapat menghambat proses lajunya air. Besok juga kita presentasikan pada saat Pak Presiden (ke sini)," pungkas Wiwit. [JP]