WahanaNews-Kaltim | Selain jalan tol yang membentang dari Balikpapan hingga Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, pemerintah akan membangun sarana transportasi kereta api.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menyurati Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, terkait trase proyek kereta Automated Guideway Transit alias kereta roda karet yang akan dibangun dari Balikpapan menuju IKN Nusantara.
Baca Juga:
Pembangunan Dipercepat, IKN Siap Jadi Ibu Kota Politik pada 2028
Budi Karya meminta lahan sejajar di samping Tol Balikpapan - Penajam agar bisa jadi jalur kereta.
Bila permintaan ini dipenuhi, Budi Karya menyebut proyek ini tinggal membutuhkan pembebasan lahan sekitar 10 sampai 15 kilometer saja untuk area yang masuk Kota Balikpapan.
Kereta akan dibangun di rel sepanjang 40 kilometer dan dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Alokasikan Rp 48,8 Triliun untuk Lanjutkan Pembangunan IKN
"Jadi kurang dari satu jam (waktu tempuh) antara Balikpapan dan IKN Nusantara itu bisa terjadi," kata Budi Karya saat ditemui usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Dikemukakan, pemerintah membuka opsi untuk mencari modal asing untuk proyek kereta ini, mengingat populasi masyarakat di IKN Nusantara bisa mencapai 2 juta.
Sehingga, proyek kereta ini bisa melengkapi jalan tol yang sudah dibangun.
Untuk menghindari penumpukan sarana transportasi, Budi Karya menyebut kereta ini tidak akan dibangun langsung dari Bandara Sepinggan di Balikpapan menuju IKN Nusantara.
Akan tetapi, kereta akan masuk dulu ke Kota Balikpapan, untuk selanjutnya melaju sejajar tol. "Sarana yang kami lakukan adalah AGT," kata Budi Karya.
AGT ini, kata dia, adalah kereta dengan roda karet seperti yang digunakan pada Skytrain di Bandara Soekarno Hatta.
“Kapasitas kereta pun cukup 50 orang saja, tidak mesti sampai 150 orang. Tujuannya untuk menghasilkan headway yang rapat," kata Budi Karya.
Rel untuk kereta roda karet di IKN ini juga ada yang menapak di tanah dan ada yang elevated alias jalur layang.
Bahkan di Eropa dan Amerika sudah berjalan di atas rel virtual. Budi Karyasadar proyek ini butuh dana yang besar dan teknologi tinggi.
"Kami sudah merencanakan, tidak harus selesai 2024," kata Budi.
Rencana ini disampaikan Budi ketika dikonfirmasi soal tindak lanjut investasi asing di IKN, di tengah kekhawatiran proyek IKN Nusantara sepi peminat.
Contohnya tiga pekan lalu, Budi Karya bertemu 90 investor Jepang untuk menawarkan proyek infrastruktur di IKN Nusantara.
Budi Karya menerangkan bahwa dirinya tidak hanya bertemu investor Jepang saja, tapi juga dari Korea Selatan dan India.
Korea Selatan misalnya, kata Budi Karya, sangat berminat pada proyek yang ditawarkan.
"Tapi memang ini butuh waktu karena mereka membutuhkan suatu assessment tentang bagaimana bantuan itu efektif," katanya.
Selain proyek kereta, pemerintah juga membangun Bandara VVIP di IKN. Budi sudah melapor ke Jokowi ihwal proyek ini.
Budi Karya sudah membahas rencana ini dengan PUPR, dan sepakat Mei atau Juni ini akan menemukan kontraktor yang tepat. Lokasi bandara sekitar 10 km dari IKN.
Dengan dibangunnya kereta tersebut, dinilai akan semakin mempermudah dan mempercepat akses masyarakat dari Balikpapan menuju IKN.
"Kalau jaraknya itu kira-kira 40 km, maka dengan kecepatan 80 km per jam, kurang dari 1 jam antara Balikpapan dan IKN itu bisa terjadi," pungkasnya.
Investor Belum Minati Bandara VIP di IKN
Pemerintah bakal membangun bandara VIP di IKN Nusantara.
Rencana pembangunan ini sudah dilaporkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi kepada Presiden Joko Widodo.
"Saya sudah lapor juga ke Pak Presiden bahwa bandara VIP di IKN Nusantara itu akan kita bangun.
Kami bersama sama dengan Kementerian PUPR sudah melakukan suatu pembahasan kita akan mencari kontraktor yang terbaik," ujar Budi Karya, Jumat (24/3/2023) lalu.
"Dan insyaallah pada Mei atau Juni sudah bisa efektif (pembangunan). Yang lokasinya kira-kira 10 kilometer-lah dari IKN," ungkapnya.
Menurut Budi Karya, keseluruhan proses pembangunan bandara VIP ini memerlukan investor.
Oleh karenanya, Budi Karya mengajak stakeholder terkait untuk sama-sama melakukan kampanye untuk berinvestasi di IKN.
"Saya pikir kita harus sama-sama campaign. Ya jadi saya ke India, ke Arab Saudi, ke Dubai, ke Korea, ke Jepang itu kita lakukan itu dan mereka tertarik," ungkap Budi Karya.
"Bandara juga sebenarnya bisa juga kita awal melakukan investasi setelah itu investor (swasta, asing) itu masuk di dalamnya. Berapa persen seperti (yang terjadi di) Bandara Kualanamu," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, kebutuhan bandara VIP dekat IKN sepertinya hanya mengakomodir kepentingan pemerintah pusat.
Sebab, jika bertujuan menarik minat investor, sepertinya bukan lewat pembangunan bandara.
Bhima mengatakan, proses investor melakukan realisasi investasi dimulai dari mencermati rencana pembangunan IKN. Kemudian melakukan due dilligence apakah proyek secara finansial menguntungkan.
“Kalau untung, calon investor pasti tertarik, sebaliknya jika masih ada ketidakpastian tinggi terutama jelang pemilu hingga belum ada kepastian berapa penduduk yang menempati IKN, ya mereka akan mundur,” ujar Bhima saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (26/3/2023).
Bhima menyebut, investor yang mengecek perkembangan fisik pembangunan IKN belum terlalu dibutuhkan.
Sebab, sejauh ini sebagian masih berbentuk lahan hutan tanaman industri.
“Sebenarnya fungsi bandara VIP jadi dipertanyakan, selain tentu pemborosan anggaran negara,” ucap Bhima.
Sebagai informasi, pembangunan bandara VIP di IKN tersebut akan mempertimbangkan aspek keamanan, sehingga letaknya pun di luar kawasan inti IKN.
Bandara tersebut nantinya terintegrasi dengan moda transportasi modern yang dikhususkan untuk tamu VIP termasuk keperluan militer.[ss]