MetroNusantaraNews.co | Kopi dataran tinggi Sumatera telah lama dikenal para penikmat kopi tanah air dengan cita rasa khasnya. Salah satu yang kini turut popular dan mendunia adalah Kopi Sipirok, brand kopi dari Tapanuli Selatan.
Perjalanan Kopi Sipirok yang merujuk pada nama ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan, berawal dari inisiatif para petani lokal lewat Kelompok Tani Kopi Sipirok Maju Jaya. Memanfaatkan momentum tren kopi yang berkembang di tanah air, kelompok tani ini lalu membuat usaha dagang MJ Coffee dengan mengusung _brand_ Kopi Sipirok.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pimpinan MJ Coffee, Nanang, mengisahkan perjalanan panjang usaha mereka yang akhirnya mendapat dukungan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero). Momen yang meningkatkan kemampuan MJ Coffee untuk masuk ke pasar internasional dan berhasil meningkatkan produksi mereka hingga 5 kali lipat.
“Kami sangat berterima kasih kepada PLN, bantuan ini benar-benar bermanfaat dalam peningkatan produksi kopi kami. Kami juga berhasil membuka lapangan pekerjaan buat masyarakat yang ada di sekitar usaha kami. Kami berupaya terus meningkatkan jumlah produksi untuk ekspor Kopi Sipirok ke pasar Internasional,” ujar Nanang.
Ia mengenang beragam hambatan yang dirasakan saat baru merintis usaha. Termasuk dalam teknik pengeringan biji kopi di tengah musim hujan dan kondisi tanah perkebunan yang mengalami erosi.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dengan dukungan dan pendampingan PLN lewat Rumah BUMN Padang Sidempuan, kelompok tani ini dibekali dengan peralatan produksi, pelatihan manajemen modern untuk Usaha Mikro Kecil Menengah, dan pemasaran digital, hingga beragam dukungan lain, salah satunya dengan pembangunan _green house_.
Pembangunan _green house_ ini oleh Nanang disebut mengatasi salah satu kendala terbesar mereka yaitu pengeringan biji kopi. Hasilnya, produktivitas kelompok tani pun meningkat dengan kemampuan pengeringan biji kopi mencapai 1 ton per bulannya, 5 kali lipat dari kapasitas sebelumnya 200 kg per bulan yang dikelola secara tradisional.
Peningkatan produktivitas Kopi Sipirok ini tentunya berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan MJ Coffee hingga 3 kali lipat dari sebelumnya Rp 30 juta menjadi Rp 95 juta.