WahanaNews-Kaltim | PT PLN (Persero) terus mendorong efisiensi dan transformasi bisnis menghadapi tantangan global, salah satunya dengan menekan utang perusahaan.
Dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (Capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
Dari sisi pengelolaan utang, PLN mampu menurunkan utang dari Rp 451 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 417 triliun pada Juni 2022. PLN memprediksi bisa mengurangi beban utang Rp 5 triliun per tahun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan pihaknya sudah berupaya mengusung transformasi dan efisiensi sehingga operasional BUMN tetap kuat meski dihantam pandemi dan krisis energi. Salah satu BUMN yang telah menunjukkan capaian transformasi adalah PLN.
Erick menilai, PLN menjadi salah satu contoh BUMN yang sukses melaksanakan efisiensi dan transformasi. Erick mengatakan PLN mampu mengurangi utang, bahkan saat pandemi.
Baca Juga:
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
"Ini menunjukan bahwa PLN sehat dan kita dorong untuk terus sehat sehingga bisa menjalankan tugasnya sebagai BUMN dan untuk masyarakat," ujar Erick Thohir.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan efisiensi yang dilakukan menjadi daya tahan bagi PLN untuk menghadapi segala tantangan, salah satunya tantangan penurunan demand. Meskipun dalam kondisi demand menurun dalam dua tahun terakhir, PLN tetap membukukan laporan keuangan yang positif.
"Pak Erick sudah memberi arahan ke PLN untuk efisiensi dan inovasi. Oleh karena itu, kita pertama harus mengurangi cost. Kita lakukan transformasi digital, kita bongkar bisnis proses kita. Kita sederhanakan agar kita bisa lebih cepat dan trengginas," ujar Darmawan.